Rabu, 05 Maret 2008

Kunci Konversi Sampah ke Energi Listrik Ditemukan

JAKARTA--MI: Mimpi mengubah sampah dan limbah menjadi aliran listrik kian mendekati kenyataan, terlebih ketika para peneliti dari Universitas Minnesota Amerika Serikat menemukan kunci konversi sampah ke listrik.

Baru-baru ini hasil penelitian tim Universitas Minnesota mendapati bahwa organisme bakteri yang mampu menghasilkan listrik bisa ditingkatkan produksi energinya dengan pasokan riboflavin - yang lazimnya dikenal dengan vitamin B-2.

Bakteri penghasil listrik itu bernama Shewanella, seringnya didapati di air dan tanah.

“Bakteri ini bisa mengubah asam susu (lactic acid) menjadi listrik,” kata Daniel Bond dan Jeffrey Gralnick dari Jurusan Mikrobiologi Institut Bio-Teknologi Universitas Minnesota yang memimpin penelitian.

"Ini sangat membahagiakan buat kami, karena menuntaskan teka-teki biologi yang sangat fundamental," kata Bond.

Ia menjelaskan, "Para pakar selama sudah bertahun-tahun mengetahui bahwa Shewanella bisa menghasilkan listrik. Dan sekarang kami tahu bagaimana bakteri ini melakukannya."

Penemuan ini juga berarti bakteri Shewanella bisa memproduksi energi lebih banyak lagi bisa riboflavin ditingkatkan jumlahnya. Selain itu penelitian tim Universitas Minnesota ini juga membuka peluang bagi berbagai inovasi di bidang energi terbarukan dan pembersihan lingkungan.

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences edisi 3 Maret 2008.

Tim penelitian yang lintas-disiplin ilmu ini menunjukkan bahwa bakteri tumbuh di elektroda yang secara alamiah menghasilkan riboflavin.

Karena riboflavin sanggup membawa elektron dari sel-sel hidup ke elektroda, maka angka produksi listrik pun bisa ditingkatkan menjadi 370 persen saat riboflavin ditambah jumlahnya.

Penambahan bahan bakar mikroba ini menggunakan bakteri serupa yang bisa menghasilkan listrik untuk membersihkan limbah air.

"Bakteri bisa membantu kita menurunkan biaya pabrik pengelolaan limbah air," kata Bond.

Tapi untuk aplikasi yang lebih ambisius seperti listrik untuk transportasi rumah atau bisnis, masih kata Bond, dibutuhkan temuan ilmu biologi yang lebih mutahir dan pasokan bahan bakar sel yang lebih murah.

Lalu timbul pertanyaan, "Bagaimana bakteri ini bisa menghasilkan listrik?"

Secara alamiah, bakteri seperti Shewanella butuh mendapatkan dan melarutkan benda-benda logam seperti besi. Dengan kemampuan mengarahkan secara langsung elektron ke logam, membuat bakteri ini bisa mengubah kadar kimia dan tingkat ketersediaannya.

"Bakteri sudah sejak miliar tahun lalu mengubah kadar kimia di lingkungan hidup kita," kata Gralnick.

"Kemampuan mereka membuat besi menjadi zat yang terlarutkan adalah kunci dari proses siklus logam di lingkungan dan memainkan peran yang sangat penting buat kehidupan di Bumi," tambahnya.

Proses ini bisa berlaku terbalik untuk menghindari logam terkena kerosi, teruma buat logam-logam di kapal laut. (Ant/OL-06)

Sumber : Mediaindonesia

'Sesepuh' Web Browser Temui Ajal


Jakarta - Sesepuh web browser, Netscape Navigator, akhirnya menemui ajal. Browser milik American Online (AOL) ini dikabarkan tidak bakal beroperasi lagi setelah tanggal 1 Maret 2008.

Kabar tumbangnya Netscape Navigator ini bukan sekadar isapan jempol. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rekomendasi yang dikeluarkan pihak perusahaan kepada para penggunanya untuk meng-upgrade browser mereka menjadi Firefox atau Flock, yang berpayung teknologi sama dengan Netscape Navigator.

Jika menengok kembali ke belakang, di era 1990-an, Netscape pernah berjaya dengan mendulang pengguna sebanyak 90 persen setelah dibangun oleh Marc Andreessen pada 1994. Pada masa ini, Netscape memainkan peranan penting dalam dunia internet.

Seperti dikutip detikINET dari BBC, Selasa (4/3/2008), masa kejayaan yang dikecap Netscape Navigator harus berakhir dengan datangnya terjangan dari browser lain, seperti Firefox dan Internet Explorer (IE) yang kini masih mendominasi dengan pangsa pasar sekitar 80 persen.

Firefox yang merupakan pesaing utama IE, semakin lama aksinya pun kian memukau dengan terus menggerus pangsa pasar IE. Sementara Flock menamakan dirinya sebagai 'the social web browser', yang coba memanfaatkan perkembangan web 2.0.

Pengguna setia Netscape mengaku kecewa dengan kematian browser kesayangannya tersebut. Mereka mengaku enggan beralih ke Flock ataupun Firefox. Bahkan, ada pengguna setia Netscape yang yakin bahwa browser ini akan bangkit lagi kelak.

(sumber : Fransiska Ari Wahyu - detikinet)

Ponsel Buatan Jepang Berevolusi Menjadi Robot


Softbank 815T PB (PhoneBrave).

TOKYO, KAMIS - Orang Jepang memang gila robot, sampai-sampai ponsel pun dibuat agar bisa berevolusi menjadi robot. Tentu tak secanggih robot-robot Transformers.




Sebuah ponsel yang segera dirilis Softbank Mobile Corp ini mungkin akan membangkitkan kembali memori Anda mengenai robot-robot mainan yang bisa diubah dari bentuk pesawat tempur, tank, atau mobil menjadi robot.

Ponsel Softbank 815T PB (PhoneBraver) yang dibuat di pabrik Toshiba ini bentuknya seperti ponsel pada umumnya, bentuk flip dengan layar LCD di satu sisi dan tombol di sisi lainnya. Bedanya, di sisi kanan dan kirinya dapat ditarik menjadi dua tangan dan kaki.

Ponsel robot tersebut telah dilengkapi software kecerdasan buatan untuk mempelajari kebiasaan pemiliknya. Ponsel tersebut juga seolah-olah dapat berbiacra dengan pemiliknya.

"Jika penggunanya menelepon satu nomor berulang kali, maka akan muncul suara 'Anda menelepon beberapa kali hari ini, benarkah?" kata Katsuhida Furuya, jurubicara Softphone. Pemilknya bisa berkomunikasi terbatas dengan jawaban ya dan tidak.

Ponsel tersebut belum bisa berjalan sendiri seperti robot-robot humanoid yang tekenal di Jepang. Namun, kaki dan tangannya bergoyang-goyang dan sendinya menekuk sehingga seolah-olah hidup. Ponsel tersebut baru akan dirilis April 2008.

( sumber : Kompas )