Rabu, 09 April 2008

Blokir YouTube Cs, Pemerintah Berlebihan

JAKARTA - Blogger Enda Nasution menilai pemblokiran akses beberapa situs besar, seperti misalnya YouTube, MySpace, dan Multiply oleh beberapa Internet Service Provider (ISP), terlalu berlebihan.

"Kalau mau, pemerintah memutuskan kepada ISP untuk blokir situs-situs yang menyediakan konten itu (film Fitna) saja, bukan portalnya. Kalau begini, saya menilai pemerintah terlalu berlebihan," kata blogger Enda Nasution kepada okezone, Senin (7/4/2008).

"Penduduk dunia juga tahu kalau film itu tidak berbobot, banyak fakta yang salah. Menurut saya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi," imbuhnya.

Menurut Enda, kalau cara pemerintah terlalu ekstrim seperti ini, di mana tiap situs yang disinyalir menyediakan akses film Fitna ataupun pornografi, sama saja dengan pemerintah menutup akses internet untuk Indonesia.

"Biar bagaimana pun, akses untuk film Fitna ataupun pornografi pasti akan tetap ada di internet. Tetapi, kalau film itu muncul di halaman salah satu situs, lalu akses menuju situsnya ditutup semua, ya, sekalian aja tutup internetnya," cetus Enda mengomentari langkah pemerintah yang tidak mau ambil pusing mencari solusi.

Soal pornografi, Enda kecewa dengan program pemerintah yang juga secara ekstrim memblokir situs-situs yang berkonten pornografi. "Kita semua tahu, siapa yang harus dilindungi, anak-anak kan. Saya pikir bimbingan orangtua dan sosialisasi ke masing-masing anak justru lebih efektif," terang Enda.

"Itu kan pilihan. Ketika mereka dewasa, mereka juga pasti bisa memilih kok," pungkasnya. (mbs)

Tidak ada komentar: